Watu Gilang

Menyusuri Jejak Sejarah Situs Watu Gilang: Singgasana Batu di Kalurahan Baturetno

Di balik citra Bantul yang modern dan dinamis, tersimpan puzzle-puzzle sejarah yang menyimpan cerita. Salah satunya adalah Cagar Budaya Watu Gilang, sebuah batu andesit berukuran besar yang terletak di tengah permukiman padat Dusun Gilang, Kalurahan Baturetno, Banguntapan. Berbeda dengan kemegahan Candi Prambanan atau Keraton, Watu Gilang menawarkan ketenangan dan teka-teki masa lalu yang justru membuatnya begitu memikat.

Penampakan Situs Watu Gilang: Lebih dari Sekadar Batu Biasa

Sekilas, Watu Gilang tampak seperti batu besar biasa. Namun, bila diamati lebih dekat, keistimewaannya mulai terlihat. Batu ini memiliki permukaan yang rata dan halus di bagian atas, menyerupai sebuah singgasana atau tempat duduk. Ukurannya yang besar, kira-kira 1,5 meter tinggi dengan panjang dan lebar sekitar 2 meter, membuatnya tampak kokoh dan penuh wibawa. Yang paling menarik adalah adanya pahatan berbentuk tapal kuda (kuda lumping) di salah satu sisinya. Pahatan inilah yang menjadi sumber daya tarik utama dan menimbulkan berbagai spekulasi tentang fungsi dan maknanya di masa lalu. Permukaan batu yang halus seolah mengisyaratkan bahwa batu ini bukanlah fenomena alam biasa, melainkan hasil olah tangan manusia ratusan tahun yang lalu.

Menelisik Fungsi dan Makna: Tahta, Pertapaan, atau Penanda Wilayah?

Tidak ada catatan tertulis yang definitif mengenai asal-usul Watu Gilang. Sejarahnya dituturkan secara turun-temurun melalui cerita lisan (tradisi lisan), yang melahirkan beberapa interpretasi:
  1. Singgasana Raja atau Pemimpin: Versi yang paling populer adalah bahwa Watu Gilang pernah digunakan sebagai singgasana atau tempat duduk seorang raja atau pemimpin lokal. Posisinya yang tinggi dan permukaannya yang rata mendukung teori ini. Sang pemimpin mungkin duduk di atasnya untuk memimpin rapat, mengadili perkara, atau menyampaikan perintah kepada rakyatnya.
  2. Tempat Semedi atau Pertapaan: Dalam tradisi Jawa, batu-batu besar sering dikaitkan dengan kekuatan spiritual. Tidak menutup kemungkinan Watu Gilang digunakan sebagai tempat untuk bersemedi atau bertapa oleh para pinisepuh atau tokoh spiritual pada masanya. Lokasinya yang dahulu mungkin sepi dan asri mendukung aktivitas semacam ini.
  3. Penanda Batas Wilayah: Teori lain menyebutkan bahwa batu ini bisa jadi berfungsi sebagai penanda batas wilayah kekuasaan atau suatu daerah perdikan (otonom) pada masa kerajaan Mataram Islam.
Terlepas dari mana versi yang paling benar, keberadaan pahatan kuda lumping menambah dimensi magis dan budaya. Kuda lumping erat kaitannya dengan kekuatan spiritual dan tradisi rakyat Jawa, yang mengisyaratkan bahwa Watu Gilang bukanlah situs biasa.

Aksesibilitas dan Kondisi Sekarang

Menemukan Watu Gilang adalah sebuah petualangan kecil. Ia berada di tengah permukiman warga, tersembunyi di balik rumah-rumah. Untuk mencapainya, Anda harus berjalan kaki melalui gang sempit yang hanya bisa dilalui pejalan kaki atau sepeda motor dengan sangat hati-hati. Namun, jangan khawatir, warga sekitar sangat ramah dan akan dengan senang hati menunjukkan arah. Saat ini, Watu Gilang telah dipagar dan dilindungi sebagai Cagar Budaya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY. Sebuah plakat informasi berdiri di dekatnya, memberikan penjelasan singkat kepada pengunjung. Suasana di sekitarnya tenang dan khidmat, sangat cocok untuk merefleksikan perjalanan waktu dan menyelami jejak sejarah yang hampir terlupakan.

Mengapa Harus Berkunjung ke Watu Gilang?

Berkunjung ke Watu Gilang bukan tentang mencari kemewahan atau hiburan. Ini adalah perjalanan untuk:
  1. Menghargai Sejarah Lokal: Merasakan langsung bukti fisik kehidupan masyarakat masa lalu di Bantul.

  2. Memecah Kejenuhan: Menemukan sisi lain Bantul yang penuh dengan cerita, bukan hanya pantai dan pusat kerajinan.

  3. Belajar Secara Visual: Melihat dan menyentuh langsung sebuah artefak sejarah yang autentik.

Watu Gilang mungkin hanya sebuah batu, tetapi ia adalah narator bisu dari sebuah era yang telah berlalu. Ia mengajarkan kita bahwa sejarah tidak selalu tentang raja-raja besar dan perang dahsyat, tetapi juga tentang kehidupan sehari-hari, kepercayaan, dan sistem sosial masyarakat setempat. Sebelum berkunjung, siapkanlah hati untuk menerima ketidaktahuan, karena pesona terbesar Watu Gilang justru terletak pada misteri yang masih disimpannya rapat-rapat.

Lokasi Google Maps

Desa Wisata Baturetno

Copyright Dewi Retno © 2025

Kembali ke Atas